Senin, 05 Mei 2014

Tunggu

Tuan, jarak kita semakin jauh. Sepanjang dosamu dan dosaku.
Entah berapa hasta panjangnya. Tak terhitung, tak terkira.
Tuan, air mata sudah tidak menggantung lagi dikelopak.
Tak perlu ku tunggu tumpahannya menyusuri wajah muramku.
Doa baik selalu terpanjatkan untukmu.
Aku inginkan pulangmu, sebab kehilangan mulai mengusik kepalaku.
Rindu sangat menyesakkanku.
Memaksa raga untuk pergi mencarimu.
Babak belur dadaku dibuatnya.
Namun seperti katamu, ‘Tunggu’.
Aku disini untukmu, karena aku tidak tahu harus kemana.
Takut tersesat karena peta pulangku ada di kamu.
Kuselipkan diam-diam ditengkukmu.
Semoga bisa kau temukan saat kau mulai tersesat dan rindu pulangmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar