Selasa, 20 September 2016

Kurang



Ternyata kamu tidak terlalu hebat dalam hal membuatku jatuh sejatuhnya padamu. Kamu bukan orang penting yang harus kudahulukan perasaannya saat melakukan sesuatu. Masih saja aku mencari bahagia lain selain padamu. Masih saja aku mencari kesenangan lain yang lebih menyenangkan ketimbang kamu. Masih mencari nyaman lain saat jenuhku padamu tidak bisa kubendung. Kamu belum bisa membuatku benar-benar setia, membuatku untuk berpikir dua kali saat akan bepergian dengan lawan jenis yang bukan kamu. Kamulah alasanku untuk terus mencari yang lainnya. Karena apa yang ku cari tidak ada padamu. Bukan tidak ada, kurang. Sangat kurang sehingga aku masih mencari yang lebih. Ini salahku, salahku yang tidak pernah merasa cukup, merasah sudah. Bukankah ada pepatah mengatakan, jangan mudah puas, jangan mudah merasa cukup?
Tapi, aku terlihat seperti akan mati saat tidak ada kamu. Aku memang bergantung padamu, aku sedih saat aku merengek, meminta, tapi diacuhkan, didiamkan. Aku sungguh memiliki rasa padamu, tapi tidak sebanyak seperti yang kuperlihatkan. Tenang saja, ada baiknya aku seperti ini. Kamu tidak perlu bersusah payah menyenangkan, karena sudah banyak yang berlomba-lomba untuk menyenangkanku. Tetaplah pada sifatmu yang tidak terlalu menganggap aku ada, tidak memedulikan aku. Semakin banyak orang lain yang memedulikan aku, semakin berkurang rengekanku. Kamu tidak akan kesusahan lagi menghadapi aku yang terlalu banyak mau. Kurang baik apa aku.