Ternyata kamu tidak terlalu hebat
dalam hal membuatku jatuh sejatuhnya padamu. Kamu bukan orang penting yang
harus kudahulukan perasaannya saat melakukan sesuatu. Masih saja aku mencari
bahagia lain selain padamu. Masih saja aku mencari kesenangan lain yang lebih
menyenangkan ketimbang kamu. Masih mencari nyaman lain saat jenuhku padamu
tidak bisa kubendung. Kamu belum bisa membuatku benar-benar setia, membuatku
untuk berpikir dua kali saat akan bepergian dengan lawan jenis yang bukan kamu.
Kamulah alasanku untuk terus mencari yang lainnya. Karena apa yang ku cari
tidak ada padamu. Bukan tidak ada, kurang. Sangat kurang sehingga aku masih mencari
yang lebih. Ini salahku, salahku yang tidak pernah merasa cukup, merasah sudah.
Bukankah ada pepatah mengatakan, jangan mudah puas, jangan mudah merasa cukup?
Tapi, aku terlihat seperti akan
mati saat tidak ada kamu. Aku memang bergantung padamu, aku sedih saat aku
merengek, meminta, tapi diacuhkan, didiamkan. Aku sungguh memiliki rasa padamu,
tapi tidak sebanyak seperti yang kuperlihatkan. Tenang saja, ada baiknya aku
seperti ini. Kamu tidak perlu bersusah payah menyenangkan, karena sudah banyak
yang berlomba-lomba untuk menyenangkanku. Tetaplah pada sifatmu yang tidak
terlalu menganggap aku ada, tidak memedulikan aku. Semakin banyak orang lain
yang memedulikan aku, semakin berkurang rengekanku. Kamu tidak akan kesusahan
lagi menghadapi aku yang terlalu banyak mau. Kurang baik apa aku.