Sabtu, 19 April 2014

Pergi

Dia yang selama ini ku kira rumahku, ternyata bukan.
Sama sekali dia bukan tempatku pulang.
Bertahun memaksakan diri, bahwa dialah pulangku, dia tempat ku larungkan segala penatku.
Rumah yang ku kira bisa membuatku selamanya merasa aman dan.. nyaman(?) ternyata bukan dia.
Seringnya membuatku tidak betah hingga meninggalkan rumah.
Sesekali dia pun mengusirku.
Dia tidak tahu bagaimana cara membuatku nyaman didalamnya.
Tidak bisa menjanjikan ketenangan saat aku didalamnya.
Tidak bisa, dia tidak bisa menjanjikan apa-apa.
Sedari awal pun sudah dia katakan, bahwa dia tidak bisa menjanjikan apapun.
Aku yang bodoh, tetap tinggal didalamnya, berharap suatu saat aku pasti bisa nyaman dengan sendirinya, perlahan-lahan bisa dibikin nyaman olehnya.
Harapanku sudah sampai puncaknya, penantianku sudah menemui ujungnya.
Sedih rasanya harus meninggalkan dia, orang yang pernah kuanggap menjadi rumah ternyamanku.
Apa akan ada rumah nyaman lainnya? Entahlah.
Mari kembali mengembara..

Rabu, 16 April 2014

Curang

Aku sudah keluar jalur, sayang.
Dan kamu tahu itu. Kepura-puraanmu menyiksaku. Bersikap seakan tiada cela yang kulakukan.
Malah semakin manis perlakuanmu padaku. Aku dihantam kebimbangan.
Bersikap demikian untuk membawaku pulang kembali kerumah,
Atau ini caramu menyenangkan hatiku kemudian kau hancurkan?
Ingin menyakti aku lebih dari apa yang telah ku perbuat padamu?
Pulangku masih tertuju padamu. Kamu rumahku. Kamu penguasa atasku.
Pun dia jauh lebih baik darimu, dan bisa menjanjikan apapun yang tidak bisa kau janjikan padaku,
Aaaah, pada akhirnya kita semua akan pulang kepada dia yang bersedia menerima.