Dia yang selama ini ku kira rumahku, ternyata bukan.
Sama sekali dia bukan tempatku pulang.
Bertahun memaksakan diri, bahwa dialah pulangku, dia tempat ku larungkan
segala penatku.
Rumah yang ku kira bisa membuatku selamanya merasa aman dan.. nyaman(?)
ternyata bukan dia.
Seringnya membuatku tidak betah hingga meninggalkan rumah.
Sesekali dia pun mengusirku.
Dia tidak tahu bagaimana cara membuatku nyaman didalamnya.
Tidak bisa menjanjikan ketenangan saat aku didalamnya.
Tidak bisa, dia tidak bisa menjanjikan apa-apa.
Sedari awal pun sudah dia katakan, bahwa dia tidak bisa menjanjikan
apapun.
Aku yang bodoh, tetap tinggal didalamnya, berharap suatu saat aku pasti
bisa nyaman dengan sendirinya, perlahan-lahan bisa dibikin nyaman olehnya.
Harapanku sudah sampai puncaknya, penantianku sudah menemui ujungnya.
Sedih rasanya harus meninggalkan dia, orang yang pernah kuanggap menjadi
rumah ternyamanku.
Apa akan ada rumah nyaman lainnya? Entahlah.
Mari kembali mengembara..