Rabu, 26 Juni 2013

Flight Attendant Gagal.



Saya tidak lulus test Pantauan Akhir atau Pantuhir, test terakhir para calon pramugari Garuda Indonesia.
Iya, saya gagal jadi Pramugari.
Sekian.

Selasa, 18 Juni 2013

Demi Apa?

Berjalan ditrotoar, sepanjang jalan dihantam tajamnya paku berkarat yang melukai kaki telanjang, seperti mereka yang tetap mempertahankan hubungannya meski terhunus lara disepanjang perjalanan. Dengan modal keyakinan dan percaya bahwa suatu saat hubungan tersebut akan berakhir bahagia seiring berjalannya waktu.
Ya, seiring berjalannya waktu itu juga kakimu habis terkikis sampai kehati sebelum bahagia itu datang menyelamatkanmu.
Kalau sudah tak ada bahagia tersisih didalamnya, untuk apa diteruskan?
Menjalani hubungan memang tidak melulu soal senang-senang. Namun bagaimana jika dihubungan tersebut malah saling menebar luka dan duka, untuk apa? Apa yang bisa di banggakan dari hubungan yang semacam itu? Apa yang bisa didapat dari hubungan itu?
Banyak yang bilang, jangan karena terlalu mempertahankan yang tidak baik, kamu kehilangan orang baik yang sebenarnya sudah disiapkan Tuhan untukmu.
Sulit memang kalau perasaan yang bicara. Tapi jangan mau hati terus menerus digerogoti perih karena mengikuti perasaan. Jika membahagiakan, dengarkan. Namun jika tidak, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan.
Yes, aku paham, ngomong kek gini memang enak dan mudah sekali.

Senin, 10 Juni 2013

Need Papa

Ingin sekali rasanya tidur berdua dengan Ayah, semacam tidak ada yang harus ditakutkan saat beliau ada disamping kita, menjaga kita dari hal apapun yang membuat kita ketakutan. Beberapa hari ini, Ayah teman serumahku datang. Dan tadi subuh, Ayah temanku ini masuk kekamarku membangunkan aku. Beliau mengira bahwa aku anaknya. Karena beberapa hari saat aku di Makassar mengikuti test Aspek Keamanan, anaknya tidur dikamarku, dan Ayah temanku ini tidak tahu kalau aku sudah kembali. Oh iya, aku lolos test Kesehatan kemarin, dan sekarang sedang menunggu pengumuman untuk test selanjutnya.
Oke, aku kanget bukan main pikirku siapa yang membangunkan aku, dan seketika ingin menangis. Aku ingat caranya membangunkan aku tadi subuh, suaranya halus, seakan takut mengganggu mimpi indahku. Aku kemudian berfikir, beginikah rasanya dibangunkan oleh Ayah? Bahahahak, menyedihkan sekali aku ini. Dan sekali lagi, berbahagialah kalian yang masih memiliki Ayah. Berbahagialah kalian yang masih bisa merasakan nikmat bahagianya disayangi dan menyayangi Ayah. Aku bahkan tidak tahu bagaimana nikmat bahagianya disayangi dan menyayangi seorang Ayah.

Minggu, 02 Juni 2013

Dia.

Wanita yang hampir menyerah tunduk di bawah tirani kekasihnya, dia yang berpeluh sekuat tenaga mencoba untuk tetap bertahan. Hanya mengikut kata hatinya tanpa jenuh berjuang menerjang karang dengan kaki telanjang menghadapi kekasihnya. bertahan demi membuktikan cintanya pada kawan yang tak satupun mengindahkan hubungannya. Wanita yang menanamkan dalam hatinya sebuah harapan dan angan pada sebuah dahan rapuh, bahwa suatu saat pria yang dia cintai bisa berubah menjadi sosok yang lebih baik, yang bisa diharapkan dan bisa melepaskan tirani atasnya. Membuktikan bahwa lelakinya tidak seperti apa yang mereka duga.
Bukan main, lelahnya menghadapi kawan yang selalu bermuram durja setiap bertemu, karena tak juga dia meninggalkan kekasih yang kata kawannya sangat tidak pantas untuk mendampingi dan memiliki dia. Bulir butir air bening yang selalu bermuara, tak juga bisa mengubah lelakinya, sampai sekarang, menjalani hari dengan kaki telanjang yang hampir melepuh, tak juga melelahkannya, menyerahkan diri di lautan perih dan lara, seperti menikmati, berjalan dengan riang tanpa sadar hati terkikis sebelah.
Getir dia hadapi sendiri, lelakinya hanya bersamanya saat bahagia, namun menghilang saat susah menghampiri, meninggalkan dia mengemas susah sedihnya sendirian.
Sampai dititik dimana si wanita akhirnya lelah, lelah bertahan dan berjuang, sendirian, iya, sendiri. Tanpa lelakinya. Melepaskan diri, mungkin sudah satu-satunya jalan, ketimbang terhunus lara, tertikam kecewa, tenggelam oleh airmata sendiri, dan melumat luka terus-menerus. Menyerah dan bertahan sama-sama menyakitkan. Namun bertahan untuk sesuatu yang sia-sia, untuk apa? Tak ada hasil, sia-sia semua usaha pembuktiannya kepada kawan-kawannya. Tangan mengepal merapal Doa tulus meminta kebahagiaan untuk lelakinya dan dirinya, dan Doa untuk kawannya agar tidak menertawakan penyerahaannya.