Senin, 10 Juni 2013

Need Papa

Ingin sekali rasanya tidur berdua dengan Ayah, semacam tidak ada yang harus ditakutkan saat beliau ada disamping kita, menjaga kita dari hal apapun yang membuat kita ketakutan. Beberapa hari ini, Ayah teman serumahku datang. Dan tadi subuh, Ayah temanku ini masuk kekamarku membangunkan aku. Beliau mengira bahwa aku anaknya. Karena beberapa hari saat aku di Makassar mengikuti test Aspek Keamanan, anaknya tidur dikamarku, dan Ayah temanku ini tidak tahu kalau aku sudah kembali. Oh iya, aku lolos test Kesehatan kemarin, dan sekarang sedang menunggu pengumuman untuk test selanjutnya.
Oke, aku kanget bukan main pikirku siapa yang membangunkan aku, dan seketika ingin menangis. Aku ingat caranya membangunkan aku tadi subuh, suaranya halus, seakan takut mengganggu mimpi indahku. Aku kemudian berfikir, beginikah rasanya dibangunkan oleh Ayah? Bahahahak, menyedihkan sekali aku ini. Dan sekali lagi, berbahagialah kalian yang masih memiliki Ayah. Berbahagialah kalian yang masih bisa merasakan nikmat bahagianya disayangi dan menyayangi Ayah. Aku bahkan tidak tahu bagaimana nikmat bahagianya disayangi dan menyayangi seorang Ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar