Ingin
sekali rasanya tidur berdua dengan Ayah, semacam tidak ada yang harus
ditakutkan saat beliau ada disamping kita, menjaga kita dari hal apapun yang
membuat kita ketakutan. Beberapa hari ini, Ayah teman serumahku datang. Dan
tadi subuh, Ayah temanku ini masuk kekamarku membangunkan aku. Beliau mengira
bahwa aku anaknya. Karena beberapa hari saat aku di Makassar mengikuti test
Aspek Keamanan, anaknya tidur dikamarku, dan Ayah temanku ini tidak tahu kalau
aku sudah kembali. Oh iya, aku lolos test Kesehatan kemarin, dan sekarang
sedang menunggu pengumuman untuk test selanjutnya.
Oke,
aku kanget bukan main pikirku siapa yang membangunkan aku, dan seketika ingin
menangis. Aku ingat caranya membangunkan aku tadi subuh, suaranya halus, seakan
takut mengganggu mimpi indahku. Aku kemudian berfikir, beginikah rasanya
dibangunkan oleh Ayah? Bahahahak, menyedihkan sekali aku ini. Dan sekali lagi, berbahagialah kalian yang masih memiliki Ayah. Berbahagialah kalian yang masih bisa merasakan nikmat bahagianya
disayangi dan menyayangi Ayah. Aku bahkan tidak tahu bagaimana nikmat
bahagianya disayangi dan menyayangi seorang Ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar