Sekian ratus hari yang telah kita habiskan bersama. Aku tidak perlu
berbohong atas rasaku terhadapmu. Kau bisa melihatnya sendiri.
Kau tahu, jika aku tidak pernah rela melepasmu.
Kau tahu, jika setiap malam aku masih memimpikanmu.
Kau tahu, aku masih merindumu.
Kau tahu, aku selalu menunggumu.
Kau tahu, jika aku terlalu memaksakan diri untuk mencari bahagia lain
selain kamu.
Kau tahu, aku selalu menginginkanmu kembali.
Tidak ada yang bisa menyembuhkan, tidak akan ada yang bisa membuatku
merelakan. Tidak akan ada yang akan bisa membuatku jatuh seperti aku jatuh
padamu. Tidak akan. Ahh, mari berpikir yang baiknya saja. Belum. Belum ada. Belum
ada yang bisa sepertimu.
Berkali ku katakan, kau semestaku, penguasaku, nadi, penggerak dan penghenti semua pekerjaan hatiku. Aku sudah tak ada harganya lagi
dihadapmu. Kau tahu,
aku bukan wanita kuat seperti pertama kau mengenalku dulu. Aku wanita yang
selalu menunggumu menghampiriku dan berbisik bahwa kau tak akan kemana-mana,
bahwa kau akan segera pulang, bahwa apa yang menjadi penantianku tidak terbuang
tanpa arti.
Kau tahu, denganmu, hal-hal sederhana bisa jadi sangat istimewa. Denganmu,
bisa ku rasakan bahagia sebahagia di surga. Terbangun dan tertidur karena lelah
dihantam rindu padamu. Semua menyenangkan.
Aku tak ingin jauh, tak ingin yang lain mengisi bahagiamu. Kita masih
saling mencintai, bukan? Kenapa tidak kita coba saja lagi? Aku berjanji akan
menjadi lebih penurut, akan ku kurangi rengekanku
yang menyebalkan. Mari ingat semua bahagia saat kita bersama-sama. Mari bersama
lagi, tanpa harus menyakiti. Aku perempuanmu akan berjuang lagi sebisaku, untuk
membahagiakanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar