Selasa, 13 Mei 2014

Mendung

Jenuh, keluhmu.
Keluarlah sejenak dari kepalaku kalau begitu,
tapi jangan jauh-jauh, nanti kau terhanyut dengan kehidupan indah lainnya diluar kepalaku.

Sembari berjalan-jalan, aku menantimu disini.
Mencoba bersahabat dengan rindu. Belajar meyakini apa yang ku nanti.
Ketahuilah, setelah lima ratus sekian hari,
bahagia dan rinduku masih berlomba-lomba menari-nari.

Semakin membuncah tiap harinya.
Tak pernah sedikitpun berkurang.
Aah, kau sungguh semesta kesayanganku.

Sampai kau mengenal pedang dan belajar bagaimana menggunakannya.
Berkali-kali, kau tikam aku.
Kau robek kepalaku dengan pedang itu,
Hanya untuk melepaskan diri dari kepalaku.

Meski dengan jumawa kau tinggalkan aku,
Meski saat kau temukan bahagia diluar kepalaku,
Aku tidak mati, tidak akan, sayang.
buncahan rinduku terhadapmu tidak akan hilang.

(Malang, 13rd May. Ditulis dengan mata mendung dan cuaca yang mendung.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar