Saat
matahari terbenam, kutitipkan sedih, resah dan segala prasangka buruk yang
mengganggu kepala sejak bangun tadi pagi. Tapi, yang tidak aku tahu. Saat matahari
terbit, kembali aku harus berhadapan dengan kesedihan yang entah bagaimana
caranya bisa ku usir dari kepalaku. Akan ada lagi resah yang mengganggu setiap
saat. Kamu tidak tahu bagaimana rasanya, setiap pagi harus bangkit,
mengumpulkan tenaga, meyakinkan dirimu agar bertahan menemukan pengharapan di
setiap patahan-patahan hatimu dan di setiap bulir air matamu yang habis
tertumpah semalaman. Kamu tidak tahu bagaimana rasanya untuk berhenti
mengupayakan, kamu tidak tahu bagaimana rasanya terpaksa berhenti berjuang saat
yang diperjuangkan bahkan sama sekali tidak memberi peluang. Kamu tidak tahu
seperti apa rasanya diremukkan oleh orang yang kamu kira bisa membahagiakan.
Kamu tidak tahu seperti apa rasanya mengusahakan apapun agar kita bisa bersama
nantinya. Kamu tidak tahu seperti apa rasanya untuk menerima kenyataan bahwa
bukan lagi aku yang akan menemani kamu dalam susahmu. Kamu tidak tahu seperti
apa rasanya takut akan wanita yang menemanimu kelak tidak mau bersusah
denganmu. Kamu tidak tahu bagaimana cara mengikhlaskan sementara cintamu masih
mengental. Kamu tidak tahu bagaimana rasanya terjaga tengah malam dan yang
diingat kepalaku itu kita. Kamu tidak tahu rasanya sulit memejam karena kepala
terus bertanya kenapa harus seperti ini. Sudahlah, cukup aku saja yang
mengalami hal ini. Kamu tidak usah, karena kamu pasti tidak akan sanggup. Cukup
kamu berbahagia dengan hidup dan caramu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar