Awan menggembung, menghitam.
Berhembus angin dari barat yang membelai
rambutku.
Berantakan.
Perpisahan ini tak di-inginkan semesta.
Sepertinya.
Namun, kebersamaan kita,
Pun tidak pernah direstui manusia.
Bagaimana sang pemilik semesta menuliskan
kita?
Mengapa jadi ada kubu yang bertentangan?
Apa dia kebingungan?
Apa dia bimbang?
Dia saja bisa kebingungan,
Masakan salah jika aku mulai meragukannya?
Ah, ternyata bukan tentang raguku padanya.
Ini tentang raguku pada kepercayaanku
sendiri.
Aku makhluk yang sulit percaya, sayang.
Aku mulai mempertanyakan rencananya
terhadapku.
Bukan terhadap kita.
Aku menganggap kita tak ada lagi.
Pikiran ini sedang mencoba untuk menerima
Hati mencoba untuk mengiyakan
Raga mencoba untuk ikhlas
Tubuh mencoba untuk melepas.
Batin mencoba untuk memahami,
Bahwa perpisahan ini adalah jalan, untukmu
pulang, sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar