Minggu, 10 November 2013

Mati

Kata-katamu menghancurkanku.
Dan kata-katamu pulalah
yang menyatukan kepingan yang hancur itu kembali.
Menyatu, tapi tak utuh.

Aku mengikat tali di jemarimu
Karena takut akan adanya pisah.
Namun kau memutuskan jemarimu
Sengaja memutuskan tali itu

Aku yang merasa sangat dekat dengan hatimu
Ternyata tidak
Ku genggam tali yang terputus itu
Mengikatkannya kembali ke jariku sendiri

Aku mengikat diriku sendiri untuk tidak lagi mengikatkan tali itu pada sesiapapun,
Termasuk kamu.

Tahukah kamu,
Aku rela mati di pelukmu.

Peluk aku erat-erat
Karena tak ada lagi esok untuk kita
Selami dada dan isi kepalaku

Mengapa sangat tergesa kau ingin melepas pelukmu?
Sedang kita menggigil kedinginan.
Berteduhlah sejenak di dadaku sampai hujan yang luruh terhenti.
Mari meratapi kehilangan ini.
Mari ratapi dosa yang pernah tersamarkan oleh doa.

Aku sulit bernafas.
Paru-paruku sudah hancur berkeping,
hancur bersama hatiku.
Aku sudah mati, sayang.
Berbahagialah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar