Adalah aku,
sehari-hari tanpa teman bercengkrama yang akhirnya
mengajakku untuk bercakap pada kesunyian.
Sunyi yang beberapa minggu terakhir hampir menyatu
dengan sepiku.
Memilah aksara tanpa makna,
sekadar untuk sejenak meramaikan kepala agar bisa
perlahan mengusir sepi.
Mulai terbuai,
kepalaku mulai mencari makna dari aksara yang
terpilah,
Semesta memaksaku untuk lebih menenggalamkan diri
dengan kepalaku.
Dan menyerahkan diri pada diriku sendiri.
Adalah aku,
atas nama kesunyian yang bercengkerama dengan pikirku
sendiri,
datang padamu, agar melepasku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar